Al-Baqoroh
51-56
Tafsir
3a. Komponen Akal dari Dimensi Ilmu
Ayat 51. Upaya Musa mencari ilmu
membelah laut dilakukan dengan memusatkan diri pada akalnya. Hasil pertama,
Musa dapat menembus dimensi ruang halus yang disekat oleh cermin-C (hukum
penolak jasad kasar = peralihan dimensi kasar ke dimensi halus) di ruang ke-38.
Sejak pertandingan ilmu antara Jibril dan Adam di syurga, telah terjadi
kesepakatan bahwa hukum-hukum ruang dijadikan persyaratan untuk gelar nabi
(ilmuwan penemu) dan jabatan rosul (pemimpin akal utusan Akal). Karena itu
ketika Musa berhasil memasuki cermin-CP di dimensi ruang ke-48 (40 malam), Kami
hukum ruang di dimensi ke 40-an telah dijadikan perjanjian bukit sebagai
persyaratan bagi gelar nabi.
Maka kepada Musa yang berhasil menembus dimensi ruang 48, Kami cermin-CP tmemberikan gelar nabi. Musa sendiri menyebut cermin-CP sebagai anak sapi betina (pengikut/perangkat Hukum Akal). Tetapi karena ahli kitab kamu bangsa Israil menganggap Taurot sebagai kitab suci sabda Alloh yang memiliki kebenaran mutlak menurut bunyi tertulis, maka anak sapi ditafsirkan kamu secara wantah, dan bagi perangkat Hukum Akal itu kamu telah membuat patung anak sapi untuk dijadikan sembahan manusia sepeninggalnya (sepeninggal Musa = setelah Musa meninggal), sehingga kamu para penyembah anak sapi tersebut jadi orang-orang zalim (pelanggar hukum).
Maka kepada Musa yang berhasil menembus dimensi ruang 48, Kami cermin-CP tmemberikan gelar nabi. Musa sendiri menyebut cermin-CP sebagai anak sapi betina (pengikut/perangkat Hukum Akal). Tetapi karena ahli kitab kamu bangsa Israil menganggap Taurot sebagai kitab suci sabda Alloh yang memiliki kebenaran mutlak menurut bunyi tertulis, maka anak sapi ditafsirkan kamu secara wantah, dan bagi perangkat Hukum Akal itu kamu telah membuat patung anak sapi untuk dijadikan sembahan manusia sepeninggalnya (sepeninggal Musa = setelah Musa meninggal), sehingga kamu para penyembah anak sapi tersebut jadi orang-orang zalim (pelanggar hukum).
Ayat 52. Karena berpegang pada
kebenaran Exodus yang dinyatakan pemimpin bangsa Israil sebagai penjabaran Musa
dari Taurot atas petunjuk Alloh langsung, maka bangsa Israil penganut agama
Yahudi mengimani ajaran Exodus yang sesat. Mereka tidak tahu samasekali bahwa
Taurot adalah buku petunjuk ilmu susunan Musa sendiri, dan kebenaran petunjuk
ilmu bukan pada bunyi tertulisnya tetapi dibalik tabir (gejala-tampak) bunyi
tertulis itu. Sebab sesungguhnya ketika para pengikut ajaran Musa
mengikuti petunjuk Taurot dengan memusatkan diri pada akalnya (moralnya) hingga
mati rasa di batas cermin-C (peralihan ruang kasar ke ruang halus), dia masuk
alam halus dunia unsur (alam tersembunyi = malam hari). Kemudian sesudah masuk
alam halus, Kami hukum penolak jasad kasar memaafkan kesalahan kamu yang
menganiaya diri dengan membunuh rasa syahwat-angkara-pamrih-ambisi dirimu,
sehingga kamu hidup kembali dari kematian rasa-jasadmu agar kamu bersyukur atas
keberhasilan menembus alam halus itu.
Ayat 53. Demikian pula yang terjadi
dengan Musa. Sesungguhnya ketika Musa memusatkan diri pada akalnya hingga mati
rasa, dia dihantam-gencet gaya elektromagnet pusingan ruang 100.000 km/detik,
sehingga tubuhnya menciut jadi sekecil atom dan masuk alam halus. Tetapi Musa
tidak berhenti sampai di situ karena tujuannya menembus dimensi alam halus itu
untuk mencari Alloh. Maka dia melanjutkan penelitiannya. Ketika Musa berhasil
memasuki cermin-CP dengan mengosongkan rasa jasadnya, tubuhnya menciut jadi
sekecil kaon karena dihantam-gencet gaya nuklirlemah pada pusingan ruang
150.000 km/detik.
Dengan berhasil memasuki cermin-CP, Kami berikan kepada Musa kitab (aturan hukum) yang dapat memunculkan dirinya kembali di alam kasar dengan jasad kosong seperti hantu. Sebab cermin-CP itu adalah keterangan hukum pembalikan ruang pembeda yang benar (ilmu) dan yang salah (pengetahuan, sihir), agar kamu mendapat petunjuk ilmu tinggi yang jadi syarat gelar nabi. Kemudian ketika Musa berhasil menembus cermin-T dengan membuang rasa-jasadnya sehingga jadi suci dari kekotoran rasa-jasad, tubuhnya dihantam-gencet gaya listriklemah pada pusingan ruang 300.000 km/detik, dan Musa memasuki alam lembut tempat tinggal bangsa malaikat yang mengangkatnya jadi rosul Alloh (pemimpin akal utusan Akal). Sebab cermin-T (hukum pembalikan waktu) telah disepakati bangsa malaikat dan para rosul sebelumnya sebagai perjanjian gunung untuk syarat jabatan rosul (pemimpin akal). Dari alam malaikat itu dia bersama bangsa malaikat dapat menyaksikan panorama alam syurga melalui ufuk alamfana (ufuk peristiwa = event horizon) yang berfungsi sebagai layar televisi (Annajm 15).
Dengan berhasil memasuki cermin-CP, Kami berikan kepada Musa kitab (aturan hukum) yang dapat memunculkan dirinya kembali di alam kasar dengan jasad kosong seperti hantu. Sebab cermin-CP itu adalah keterangan hukum pembalikan ruang pembeda yang benar (ilmu) dan yang salah (pengetahuan, sihir), agar kamu mendapat petunjuk ilmu tinggi yang jadi syarat gelar nabi. Kemudian ketika Musa berhasil menembus cermin-T dengan membuang rasa-jasadnya sehingga jadi suci dari kekotoran rasa-jasad, tubuhnya dihantam-gencet gaya listriklemah pada pusingan ruang 300.000 km/detik, dan Musa memasuki alam lembut tempat tinggal bangsa malaikat yang mengangkatnya jadi rosul Alloh (pemimpin akal utusan Akal). Sebab cermin-T (hukum pembalikan waktu) telah disepakati bangsa malaikat dan para rosul sebelumnya sebagai perjanjian gunung untuk syarat jabatan rosul (pemimpin akal). Dari alam malaikat itu dia bersama bangsa malaikat dapat menyaksikan panorama alam syurga melalui ufuk alamfana (ufuk peristiwa = event horizon) yang berfungsi sebagai layar televisi (Annajm 15).
Ayat 54. Karena tujuan Musa menembus
dimensi-dimensi ruang itu untuk mencari Alloh, dia tidak berhenti di alam
malaikat, tetapi terus melanjutkan perjalanannya hingga ke ufuk alamfana yang
disebut ufuk peristiwa (event horizon). Ternyata ufuk peristiwa yang dari jauh
berbentuk layar televisi itu merupakan dinding tenaga cermin-P (hukum
keseimbangan rasa-jasad) yang bersifat menolak jasad wujud, sehingga tidak bisa
ditembus. Menurut penglihatan Musa, ufuk peristiwa itu berbentuk lubang kosong
yang didalamnya terdapat pelita besar (thermonuklir raksasa) yang berkilau
seperti bintang (Annuur 35).
Karena alasan itulah, ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak sapi’; yang dimaksudkan Musa ialah: ‘Sesungguhnya jika kamu berhasil membunuh rasa dengan menganiaya dirimu, maka kamu telah menjadikan anak Hukum Akal sebagai anutanmu’. Dengan menganut anak Hukum Akal itu, berarti kamu bertobat kepada Tuhan (Hukum Akal) yang telah menjadikan jasad kamu dari bahan rasa. Sebab menurut amanat Hukum Akal, pertobatan hanya bisa dilakukan dengan membunuh dirimu (membunuh rasa jasadmu) Artinya, membunuh rasa jasad itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu. Maka Alloh (Akal) melalui hukumnya akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia penerima tobat dan penyayang kepada yang meneladani pengorbanan dirinya dengan membuang rasa jasadnya.
Karena alasan itulah, ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak sapi’; yang dimaksudkan Musa ialah: ‘Sesungguhnya jika kamu berhasil membunuh rasa dengan menganiaya dirimu, maka kamu telah menjadikan anak Hukum Akal sebagai anutanmu’. Dengan menganut anak Hukum Akal itu, berarti kamu bertobat kepada Tuhan (Hukum Akal) yang telah menjadikan jasad kamu dari bahan rasa. Sebab menurut amanat Hukum Akal, pertobatan hanya bisa dilakukan dengan membunuh dirimu (membunuh rasa jasadmu) Artinya, membunuh rasa jasad itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu. Maka Alloh (Akal) melalui hukumnya akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia penerima tobat dan penyayang kepada yang meneladani pengorbanan dirinya dengan membuang rasa jasadnya.
Ayat 55. Dari latarbelakang,
gejala-tampak, data ilmu, dan simpulan pemimpin tersebut diperoleh rumusan
hukumnya sebagai berikut. Para pengikut Musa sangat memahami celupan Musa dalam
Taurot yang menggunakan kata sapi betina bagi Hukum Akal anutannya. Karena itu
ketika kamu para pengikut Musa berkata: ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Alloh (Akal) dengan terang’. Maksud mereka ialah:
‘Kami tidak akan beriman kepada sapi betina sebagai celupan dari Hukum Akal
anutanmu, sebelum kami menyaksikan bukti kebenaran Akal itu dengan jelas’. Karena
itu Musa pun memberi contoh dengan duduk bersemedi memusatkan diri pada
akalnya. Ketika pemusatan diri Musa mencapai batas mati rasa pada pusingan
ruang 100.000 km/detik, tubuhnya disambar petir (dihantam-gencet gaya
elektromagnet) dan menciut jadi sekecil atom, sehingga hilang dari pandangan
para pengikutnya di alam kasar, karena telah masuk ke dimensi alam halus dunia
unsur. Sedangkan kamu para pengikut setia Musa yang sedang menyaksikan
pemusatan diri rosulnya, dapat menyaksikan lenyapnya tubuh Musa dari hadapan
mereka, sehingga mereka percaya dan jadi pengikut Musa yang setia.
Ayat 56. Dengan membunuh rasa (nafsu)
syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad, berarti dalam pemusatan diri itu jasad
kamu benar-benar sudah mati rasa, sehingga ketika dihantam-gencet gaya
elektromagnet pada pusingan ruang 100.000 km/detik, kamu tidak merasakan lagi
hantamannya. Tetapi hantaman dahsyat itu justru membuat dirimu jadi sadar
kembali. Itulah sebabnya Kami anak sapi (perangkat hukum) menyatakan, setelah
dihantam-gencet gaya elektromagnet tersebut, Kami bangkitkan (hidupkan) lagi
kamu sesudah rasa kamu mati, supaya kamu bersyukur karena tidak jadi
mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar